Selamat Jalan Ibu


Oase kehidupan di antara netraku luruh

Aku menjadi saksi bisu

Tentara Tuhan membawamu

Jauh tak tertangkap oleh netraku


Bak air yang membeku,

Jiwamu tanggal dari ragamu

Tuhanlah yang paling tahu

Hitamnya hati kelabu


Firman Tuhan aku kirimkan

Harap engkau merasa nyaman

Di singgasana Tuhan engkau ditempatkan

Dimensi pun tak lagi bersamaan


Rintihan terus berderu

Meratapi nahasnya kodratku

Kupaksa lisan meski kelu

Menjabarkan kata satu demi satu

Selamat jalan duhai ibuku

Baca juga : Berkawan Dengan Kesepian-Puisi

Kiki Rizki Tumiba, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga 

Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksahTerimakasih.

Posting Komentar

0 Komentar