Citra Perempuan Masa Kini

citra perempuan di masa kini, perempuan masa kini, eksistensi perempuan masa kini, perempuan sebagai subjek, albayaanaat, albayanat, uinsuka, bahasa dan sastra arab, bsa uin suka


Albayaanaat.com - Perempuan merupakan makhluk Tuhan yang istimewa. Sejak ia dilahirkan, banyak norma sosial yang langsung melekat dalam dirinya. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbagai tata krama disematkan pada sosok perempuan hingga memunculkan anggapan bahwa perempuan lebih sopan, anggun, dan kalem daripada lawan jenisnya, laki-laki. Pemikiran yang kurang berdasar inilah yang berkembang di masyarakat, membudaya, dan menjadi kepercayaan umum.

Adapun dampak yang ditimbulkan dari kepercayaan ini secara tidak sadar membentuk sebuah definisi baru di masyarakat, mereka menganggap perempuan merupakan makhluk tuhan yang wajib mengerjakan     rumah, bermain dengan peralatan dapur dan memanjakan keluarga. Sehingga, memunculkan kesan bahwa perempuan memiliki kedudukan di bawah laki-laki.

Baca Juga

ٱلرِّجَالُ Ù‚َÙˆَّٰÙ…ُونَ عَÙ„َÙ‰ ٱلنِّسَآØ¡ِ   merupakan potongan ayat yang biasa dilontarkan untuk membenarkan kedudukan laki-laki yang secara fitrah memang lebih unggul dari perempuan dalam hal jemaah, membina keluarga, hukum peradilan, dan tata pemerintahan. Namun dengan adanya hal tersebut, tidak berarti perempuan ditakdirkan untuk berdiam diri di rumah.

Sejatinya perempuan di mata agama sudah dibenarkan untuk keluar dan bekerja pada zaman Rasulullah Saw. seperti Ummu ‘Athiyyah dengan sigap mengobati para sahabat yang luka-luka saat perang, Zainab at-Tsaqafiyah yang hobi membuat kerajinan tangan untuk dijual, serta Aisyah Ra. istri rasul yang kerap kali menyampaikan pesan Nabi terkait rumah tangga.

Pada abad-20, muncul beberapa sosok perempuan yang berani untuk mengikis budaya patriarki dengan membuka pemikiran mengenai kebebasan bekerja dan keluar rumah bagi para perempuan. Gerakan kala itu dilakukan oleh Nawal El Saadawi melalui buku yang berjudul "Perempuan di Titik Nol", karya tersebut telah merubah pola pikir sebagian kecil penduduk Timur Tengah kala itu.

Baca Juga

Di Indonesia, semangat perjuangan emansipasi wanita dilakukan oleh R.A. Kartini pada akhir abad-19 menuju awal abad-20. Perjuangannya melalui media sastra aksara berupa gagasan-gagasan yang tertuang dalam buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang sangat mempengaruhi pola pikir bangsa Indonesia selanjutnya.

Melalui tokoh-tokoh di atas, peran perempuan kini telah bergeser menjadi  subjek utama dan tidak lagi menjadi figuran. Perempuan saat ini harus dapat berorientasi ke depan, ikut andil dalam kemajuan bangsa. Harus ada keyakinan kuat dan ambisi untuk menaklukkan dunia yang kejam. Harus ada keberanian dalam setiap langkah tindakannya. Namun, tidak mengesampingkan fitrah perempuan yang memang diciptakan sebagai makhluk terindah di bumi.        

“Dia perempuan, harus memiliki mimpi setara laki-laki yang membuatnya ambisi untuk bisa juara pertama di sini. Dia perempuan, jangan takut jika kesuksesanmu nanti membuat nyali para lelaki menciut mendekati. Buktikan bahwa kamu layak diakui di dunia ini.” ungkap Najwa Shihab, dalam webinar Fimela Set (31/11).

Akromulladzi, penulis merupakan mahasiswa aktif Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ig:@akromulladzi


Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksahTerimakasih.                                                  

Posting Komentar

0 Komentar