Yudian Wahyudi: Momentum Nuzulul Qur'an-Lailatul Qadar untuk Menciptakan Kesetaraan di depan Hukum dan Tuhan


al-Bayaanaat.com- Dalam rangka memperingati malam Nuzulul Quran, Laboratorium Agama Masjid UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan kajian dengan tema "Masjid sebagai Pusat Keilmuan, Persatuan, dan Kesatuan". Acara diselenggarakan pada Senin, 18 April 2022 di Laboratorium Agama Masjid UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan pembicaranya yaitu Prof. Dr. K. H. Yudian Wahyudi, M. A. Ph. D. selaku Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan dimoderatori oleh Isna Nur Syaifuddin, pengajar dan aktivis masjid. 

Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari acara peringatan malam Nuzulul Quran yang dimulai dari muqaddaman pada ba’da subuh, kemudian dilanjutkan dengan salat isya dan tarawih berjamaah, hafizah tilawah hingga puncak acaranya yaitu kajian. Kajian dengan tema “Masjid sebagai Pusat Keilmuan, Persatuan, dan Kesatuan” ini dimulai dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” dilanjutkan dengan sambutan oleh Direktur Laboratorium Agama (Dr. Moh. Kanif Anwari, M. Ag.) yang diwakili oleh Dr. Imam Muhsin, M. Ag. selaku pengurus Laboratorium Agama, lalu pemutaran video profil BPIP hingga acara inti yaitu kajian bersama Yudian Wahyudi.

Kajian dibuka dengan “Salam Pancasila” oleh Yudian dengan ciri khasnya. Dalam hal ini, “Salam Pancasila” bertujuan untuk menyampaikan perdamaian sehingga tidak bisa dianggap sebagai ibadah mahdhah. Yudian pun menyampaikan bahwa Nuzulul Quran erat kaitannya dengan Lailatul Qadar. Dalam kajian ini, Yudian banyak menyampaikan tentang Lailatul Qadar. Malam tersebut merupakan ukuran untuk mencapai sesuatu yang terukur sehingga menguasai. “Kalo ingin sukses, maka harus bisa diukur dan mengukur. Itulah yang disebut takdir dan sudah sunnatullah bahwa semua yang ada di alam ini bersifat positif dan negatif,” katanya.

Selain itu, Lailatul Qadar merupakan prinsip baru peradaban dengan mengoptimalkan potensi positif, meminimalisir potensi negatif sehingga menciptakan keseimbangan. Islam inilah sebagai proses untuk mencapai kedamaian dan keselamatan. Sehingga Islam harus mengintegrasikan apa yang ada di alam; lingkungan dan manusia. “Sebagai muslim jangan melawan alam. Sehingga, makna ini dapat menciptakan kesetaraan di depan hukum dan Tuhan,” sambungnya.

Acara ini berlangsung hingga pukul 22.00 WIB namun, hal tersebut tidak mengurangi antusiasme para hadirin. “Meskipun terkantuk-kantuk, tapi nggak papa yang penting dapat ilmunya,” Ungkap Ratna, salah satu peserta yang hadir. (Mifrah/Hidayati)

Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksahTerimakasih.

Posting Komentar

0 Komentar