Teater Pentas Tiga Bayangan: Memikat Pete dengan Isu Revolusi Digital


albayaanaat.com - Penampilan teater Pentas Tiga Bayangan mengangkat tema “Digitalitas Profetik” telah dilaksanakan di Gelanggang Teater Eska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sabtu (9/9) malam. Penampilan teater Pentas Tiga Bayangan ini dilaksanakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Teater ESKA sebagai wadah eksplorasi dan eksperimen gagasan-gagasan estetik hingga praktik-praktik artistik dalam bentuk pertunjukan. Penampilan-penampilan dari Teater ESKA memberikan sumbangsih terhadap produksi makna dan pengetahuan bagi yang terlibat proses di dalamnya maupun penikmat teater secara umum.

David, selaku pimpinan produksi Pentas Tiga Bayangan menuturkan tujuan dicetuskan tema digitalitas profetik kepada Albayaanaat (9/9), “Akhir-akhir ini, para pemuda atau generasi saat ini terlalu lalai dengan adanya media sosial dan waktu yang begitu cepat terbuang hingga lupa cara bergerak, yang ada hanya omong kosong dalam aksi. Dengan adanya pementasan ini mengingatkan pada penikmat teater akan kesadaran baik dalam penggunaan dunia digital.”

Dalam pementasan kali ini, Pentas Tiga Bayangan hadir dengan tiga penulis naskah dan tiga sutradara berbeda. Masing-masing menggagas ide tentang persoalan digitalisasi dengan paradigma seni profetik. Melalui beragam perspektif yang mendasarinya, terciptalah Pentas Tiga Bayangan Teater ESKA tahun 2023 yang berjudul: Hel: Os Des, Wajah Diri Terbelah, dan  Panta Rhei.

Pertama, Hel: Os Des menceritakan seorang manusia manja dan introvert bernama Hel yang berhasil menciptakan dua teknologi yang cukup canggih dan cerdas untuk menemani sekaligus menghibur dirinya setiap waktu, yaitu Os dan Des. Tidak berlangsung lama ternyata penciptaan hal tersebut di sadari menjadi berbahaya. Akhrirnya, Hel pun memilih untuk menghentikan teknologi tersebut dan dianggap sebagai revolusi yang kemudian disambut dengan musik dan tarian.

Kedua, Wajah Diri Terbelah menceritakan masa ketika hal digital telah menjadi bagian dari ketergantungan manusia setiap hari. Namun, bagaimana pun digitalisasi tetap tidak dapat dihindarkan dan kehidupan akan tetap berjalan sesuai kesadaran.

Ketiga, Panta Rhei merupakan kisah tiga manusia yang terjebak dan tidak dapat menemukan manusia lainnya. Mereka memiliki banyak pertanyaan yang mengambang karena tak satupun jawaban ditemukan. Lalu mereka bertemu dimensi yang memiliki sistem otomatisasi yang menuntun ketiganya untuk memanfaatkan fasilitas yang ada. Merekapun mendapat pesan tentang tiga potensi dasar manusia, yaitu nafsu, akal, dan hati nurani. 

Baca juga: Lempuyangan; Antara Rindu dan Sore, Ros (albayaanaat.com)

Pementasan Pentas Tiga Bayangan kali ini menampilkan berbagai hal menarik yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari secara rutin. “Persiapan dari kami kurang lebih satu setengah bulan, kesulitan bagi saya sendiri dalam menyesuaikan peran sebagai tokoh manusia manja, introvert juga frustrasi karena merasa hampa dalam hidupnya, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan proses pada peran tokoh tersebut,” tutur salah satu pemeran tokoh Hel: Os Des, bernama Agib kepada Albayaanaat (9/9). 

Acara ini pun sukses dan berjalan lancar dengan antusiasme penonton atau penikmat teater yang merasa takjub. Menurut David, selaku pimpinan produksi, menuturkan kesan pesan terselenggaranya Pentas Tiga Bayangan kepada Albayaanaat (9/9), “Keistimewaan Pentas Tiga Bayangan kali ini, salah satunya ialah membuat penonton terpikat karena bisa memberikan isu yang menjadi wadah ekspresif dan kreatif, seperti adanya tiga panggung dalam satu malam. Dengan begitu, harapan untuk Teater Eska kedepannya, semoga teman-teman pete (penikmat teater) kedepannya bisa lebih menikmati penampilan Teater Eska lainnya, dan semoga Teater Eska kedepannya juga masih bisa terus berkarya akan hal-hal baru serta eksplor hal baru”.
(Purnomo/Qotrunnada)


Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksahTerimakasih.


Posting Komentar

0 Komentar