Dia
adalah Ali Ahmad Sa’id Asbar, lahir pada Januari 1930 di Qassabian, sebuah daerah
pegunungan kecil di Suriah Barat. Dia adalah anak pertama dari enam bersaudara.
Ayahnya merupakan seorang petani dan imam masjid. Dia tidak mengenyam
pendidikan formal hingga usia 12 tahun. Meski begitu, dia tetap belajar membaca
dan menulis. Nama Adonis sendiri mulai dipakainya ketika dia berusia 17 tahun.
Adonis menyelesaikan pendidikannya di bidang hukum dan filsafat, Universitas
Damaskus pada tahun 1973 dan memperoleh gelar PhD dalam sastra Arab di
Universitas St Joseph, Beirut.
Baca juga: Mau Mahir Bahasa Arab? Coba Platform Digital Al Jazeera Ini!
Dikenal sebagai pelopor modernitas, Adonis adalah seorang penyair sekaligus kritikus yang mengkaji secara holistik tentang Arab-Islam. Dalam pendekatannya, dia menggunakan sastra sebagai tempat untuk memperkenalkan kebudayaan dengan menghadirkan unsur pokok perubahan dalam dunia Arab-Islam. Secara umum, Adonis mengkaji puisi dan perkembangannya seraya menganggapnya sebagai representasi perubahan kebudayaan dan peradaban Arab.
Karya disertasinya yang berjudul “al-Thabit wa al-Mutahawwil; bahth fi al-Ibda’ wa al-Ittiba’ ‘Idn al-‘Arab” pernah menggemparkan dunia pemikiran Arab. Di dalamnya, Adonis mengistilahkan stagnasi sebagai al-Thabit atau Thubut yang merepresentasikan kejumudan, kemapanan, ketertutupan dan sejenisnya yang terjadi dalam dunia Arab. Sementara al-Mutahawwil sebagai konsep yang menolak kekolotan yang statis (al-thabit) berdasarkan tafsir khusus terhadap masa lalu dengan berusaha mentransformasikan masyarakat masuk ke dalam orientasi yang dikehendaki. Dalam buku ini, pemikiran yang ditawarkan Adonis adalah kebebasan bagi semua pihak untuk mengkreasikan kearifan budaya yang mereka miliki dengan sekreatif mungkin. Secara otomatis pemikiran ini mengusir sikap kolot, jumud dan hanya bergantung pada sesuatu yang ada dan sesuatu yang diwariskan oleh generasi terdahulu. Konsep ini berusaha mempropagandakan kreatifitas tanpa harus meninggalkan tradisi terdahulu atau boleh saja menggunakannya.
Konsep
al-thabit yang ditawarkan Adonis didefinisikannya sebagai pemikiran yang
berdasar pada teks, dan sifat al-thabit ini diterapkan baik dalam
memahami maupun mengevaluasi. Konsep ini menurut Adonis berdasarkan pada pemaknaan
yang bersifat teks karena umat Islam meyakini bahasa Arab sebagai bahasa yang
dapat memahami Al-Qur’an. Adapun konsep al-mutahawwil, memiliki dua
definisi. Yang pertama sebagai pemikiran yang didasari pada teks tetapi
harus melalui interpretasi yang mendalam sehingga teks tersebut dapat
beradaptasi dengan realitas dan perubahan. Yang kedua adalah sebagai
pemikiran yang bersumber dari akal dan tidak termasuk dalam teks karena disini
teks sama sekali tidak mengandung otoritas. Pemikiran yang berubah ini
merupakan bentuk dari refleksi kebudayaan.
Baca juga: Menelaah Eksistensi Kritik Sastra Menggunakan Dzauq Adabiy
Pemikirannya
yang bervisi radikal menghasilakn kurang lebih 30 karya yang kontroversial.
Adapun beberapa karya kontroversialnya yang telah dibukukan, antara lain Qasaid
al-Ula, Aghani Mihyar al-Dimsyq, Auraq fi al-Rih, Kitab al-Tahawulat wa
al-Hijri fi aqolim al-Lail wa al-Nahar, Masrah wa al-Maraya, Hada Huwa Ismi,
Mufrad bi Sighat al-Jum’, al-Kitab amsi al-Makan al-Am, al-A’mal al-Syi’riyah,
Muqaddimah al-Syi’ru al-‘Araby, Zaman al-Syi’r, al-Syi’ru al-‘Arabiyah dan
lainnya. Sebagian besar buku karyanya berupa antologi puisi. Keunikan dari
karya-karya Adonis terletak pada karakter dan ruh puisinya yang bersifat
revolusioner dan terbilang cukup berani dibandingkan puisi-puisi Arab lainnya.
Dalam puisinya, Adonis menggambarkan fenomena sosial bangsa Arab yang stagnan
dan mengritiknya untuk perubahan.
Pemikiran
Adonis yang berakar dari sastra, lalu berkembang merangkul berbagai aspek
kebudayaan seperti agama, filsafat, teologi, dan sejarah, menunjukkan
pendekatan yang lebih menyeluruh dibandingkan dengan kajian para pemikir
Arab-Islam lainnya seperti Abid al-Jabiri, Hassan Hanafi, Nasr Hamid Abu Zayd,
dan Muhammad Arkoun.
Salsabila Afifah, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksah. Terimakasih.
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan