KEMAH BAHASA: Bergembira dengan Bahasa, Berkarya bersama Sastra



   
Ikut serta kegiatan kemah bahasa ini  memberikan pengalaman luar biasa. Walaupun langit mendung dan gerimis yang berhasil membungkus desa Sangurejo, Turi, Sleman justru menciptakan suasana syahdu. Di sanalah kami melangsungkan kegiatan kemah bahasa pada 06-07 Oktober 2017. Kemah Bahasa merupakan kegiatan yang pasti ada tahunnya. Kegiatan ini berada di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Jurusan, HMJ adalah organisasi internal kampus yang dilegalkan dan mendapat SK langsung oleh rektor yangbertujuan untuk menampung, mengembangkan, dan memajukan jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Himpunan Mahasiswa Jurusan memiliki badan semi otonom ALIF (Arabic language in Focus) yang berumur kira-kira 9 tahun. ALIF sendiri merupakan wadah di bawah naungan HMJ yang mewadahi dan menampung bakat minat  mahasiswa baru. Salah satu agenda ALIF setiap tahunnya yakni kemah bahasa. 

“Kemah bahasa memiliki tujuan, baik  internal maupun eksternal. Tujuan internalnya seluruh mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab yang terhalang atau terbelah dengan kelas, maka dengan kemah bahasa tumbuh dan berkembang solidaritas mahasiswa baru sehingga tidak ada anggapan pertemanan mereka hanya terbatas pada satu kelas, dan menggali potensi/bakat mahasiswa baru yang masih terpendam” ujar Syamsul Arifin, selaku ketua HMJ. 

Kegiatan  ini melibatkan angkatan  2017 (ALIF IX) sebagai peserta dan angkatan 2016 (ALIF VII sebagai panitia. Terdapat serangkaian acara yang bertujuan untuk mendalami bahasa dan sastra itu sendiri, yang tercantum dalam tiga materi pokok, yaitu kebahasaan, kesusasteraan, dan prospek kerja. Sastra pada masa jahili (praislam) yang mana dikenal dengan syairMuallaqat merupakan salah satu materi yang dinarasumberi oleh  Kak Faza Binal Alim. Di samping  materi-materi, panitia juga menyuguhkan serangkaian lomba seperti Pidato, Puisi, Debat, Ghina, MQK, malam inagurasi, dan outbound. 


“Kemah bahasa kali ini mungkin kurang mendapat partisipasi dari mahasiswa baru, karena berangkat dari keadaan zaman modern yang dikenal dengan mahasiswa  teknologi, yang dirasa lebih mengandalkan  teknologi dari pada penawaran wadah minat bakat mahasiswa BSA, meski upaya kami (red. Panitia) dalam merekrut mereka dengan cara mendesak kepala jurusan untuk segera mengeluarkan SK kemah bahasa, yang tujuannya untuk mengenalkan prospek BSA kedepan dan jurusan BSA, namun masih tetap sedikit yang berpartisipasi. 

Tujuan adanya kemah bahasa ini, saya jelaskan bahwa tidak mencetak mahasiswa menjadi pintar, melainkan belajar bersama, sukses bersama dalam kebahasa araban, meski ada yang tersesat dalam mengambil jurusan, yang minatnya di Saintek malah tersandung di BSA, sebagaimana terori Karl Marx “Kalau miskin, miskin bareng.”tutur Moh Husain selaku ketua panitia.

Baca Juga: 
Di Ujung Hari 
Regenerasi Kepengurusan dan Rakernas Ithla Menyambut Tahun 2019  

Meskipun jumlah peserta yang  kalah banyak dengan kemah bahasa tahun lalu, tidak mematahkan semangat  peserta dalam meniti tiap kegiatan yang disuguhkan panitia. Terlihat sekali semangat dan  antusias mereka pada malam inagurasi, melingkar mengelilingi api unggun sembari menyaksikan berbagai penampilan dari tiap kelompok peserta seperti bernyanyi, bersastra, dan berselawat yang berlarut hingga pukul 24.00 WIB. Akan tetapi, warga tidak mempermasalahkan hal itu.

Ahad, 07 Oktober 2017 masih dengan suasana senja yang syahdu di bawah langit desa Sangurejo, Turi, Sleman, kami (red. Panitia) mengucapkan selamat kepada ananda Muhammad Khoiruman Wahhada  kelahiran Yogyakarta yang terpilih menjadi ketua ALIF IX, dengan harapan mampu memajukan mahasiswa khususnya Jurusan Bahasa dan Sastra Arab di lingkup kesastraan.



Posting Komentar

0 Komentar