Parade Santri

 





Dan tidaklah sepatutnya orang-orang mu’min itu semuanya pergi (ke medan perang). mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka
 
Demi tanah kelahiran
Tubuh ini kami asingkan
Terasing bukan karena hasrat dan syahwat
Tapi jiwa dan takdir meletup lebih getir
 
Begitu senja tiba, kami tengadahkan tangan ke langit
Mengharap dosa-dosa gugur ke tanah
Meranumkan rindu kami yang menguning
Layaknya kitab para leluhur
 
Begitu malam tiba, kami hujamkan raga di hamparan sajadah
Merenungkan nasib kami sendiri
Sambil merapal mantra Ibrahim:
Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya
 
Duhai Tuhan kami!
Coklatkan tanah kami
Dan birukanlah laut-laut kami
Layaknya awan yang menghampar
 
Di sini, kami begitu paham
Bahwa jati dan trambesi akan iri
Melihat cinta dan doa kami yang menyimpan bara api
 
Dalfis, 2017

**
 
Affandi Ahmad, penulis adalah mahasiswa semester 3 Program Studi Bahasa dan Sastra Arab, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
 

Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksahTerimakasih. 

Posting Komentar

0 Komentar