Perjuangan Tentara Palestina dan Israel dalam Mengentaskan Konflik Menuju Perdamaian

Resensi Buku Yang Tak Terbakar Badai Api


Judul Buku: Yang Tak Terbakar Badai Api
Sumber Terjemahan: Tried by Fire Karya Bassam Abu-Sharif dan Uzi Mahnaimi 1995 Warner Book
Penerjemah: Jimmi Firdaus dan Zulkarnain Ishak
Tahun Terbit: 2015
Penerbit : Zora Book
Jumlah Halaman: 356 halaman
Harga Buku: Rp.30.000,-
Nomor ISBN: 978-602-70522-9-1

Novel ini diangkat dari kisah nyata tentara Palestina dan Israel, Bassam Abu-Sharif dan Uzi Mahnaimi. Keduanya berjuang mengentaskan konflik Arab-Israel menuju perdamaian.

Dari sudut pandang Uzi Mahnaimi, diceritakan pada 1912 M seorang imigran Yahudi (kakek Uzi) datang dari permukiman Yahudi di Utara Lithuania menuju Palestina.  Ia berharap mencari kehidupan yang jauh lebih layak di tanah Kanaan tersebut yang menurutnya telah dijanjikan untuk bangsa Israel. Dari situlah benih-benih Zionisme mulai muncul. Ia berjuang dengan cara apapun sebagai minoritas di tengah-tengah lautan Arab. 

Perjuangan berlanjut di tangan ayah Uzi. Ia berjuang melawan Palestina melalui “Haganah”, sebuah organisasi pembela masyarakat Yahudi di Palestina di bawah komandan Yitzhak Rabin dan pemimpin Zionis Israel, David Ben-Gurion. Ia berperan dalam pengusiran bangsa Arab Palestina pada tahun 1948 M. Kemudian ia juga menjadi kepala cabang intelijen Perang IDF (Pasukan Pertahanan Israel) pada tahun 1967 M yang menyerang pasukan Mesir ketika “Perang Enam Hari”.

Sama dengan kakek dan ayahnya, Uzi juga terjun dalam dunia ketentaraan. Uzi bergabung dalam pertempuran pertamanya di Perang Yom Kippur. Kemudian, Uzi bergabung dengan Unit 154 yang merupakan salah satu intelijen militer Israel dan bertugas dalam perekrutan orang-orang Arab. Sehingga, mau tidak mau ia harus belajar budaya dan bahasa Arab.

Sebagai tentara, Uzi sangat berperan dalam peperangan melawan Palestina, terutama saat penyerangan di Lebanon. Seiring berjalannya waktu, Uzi merasa tidak sependapat dengan salah satu tokoh Zionis terkait “pembersihan etnis” sehingga memaksanya keluar dari dunia ketentaraan. Selanjutnya, Uzi memutuskan menjadi seorang wartawan yang menginginkan sebuah perdamaian dengan cara memperbaiki informasi di Israel dengan berita yang terbuka terhadap Palestina dan Arab.

Dari sudut pandang Bassam Abu-Sharif, kakeknya adalah keturunan dari keluarga Dinasti Fatimiyah. Ia merupakan tuan tanah terkaya dan seorang kepala desa. Ia berjuang menyelesaikan perseteruan dengan para imigran bangsa Yahudi yang telah merampas tanah orang Palestina. Ayah Bassam merupakan seorang lulusan sarjana ekonomi yang ahli dalam bidang adat istiadat dan sastra Arab. Ia bergabung dengan Partai Arab Palestina dan menjadi seorang penyiar radio di Palestine Broadcasting Service milik Inggris.

Pada 1936, Inggris menindak pemberontakan Arab tanpa menumpas aksi teror bangsa Yahudi sehingga muncul peristiwa an-Nakbah yang tidak bisa dipungkiri. Bassam mengikuti GNA (Gerakan Nasionalisme Arab) ketika berada di bangku kuliah. Dari sanalah ia mengenal tokoh besar Palestina, George Habbas. Pada masa perjuangannya, Bassam bergabung dengan PFLP (Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina) yang berhaluan kiri jauh di bawah pimpinan George Habbas.

Bassam dikenal sebagai pengagum Karl Marx dan Che Guevara. Melalui organisasi itu, Bassam merupakan seorang editor al-Hadaf. Ia mulai bergelut dalam dunia terorisme untuk melawan Israel. Ia juga berjuang dengan melibatkan orang dari negara lain yang berpaham komunis. Bassam sempat terlibat dalam sebuah penyanderaan pesawat di Dawson’s Field (pangkalan udara Inggris di Yordania) yang bertujuan untuk menarik kembali tawanan Palestina dari tangan Israel. Kelihaiannya dalam sebuah siasat menjadikannya sering dijadikan sasaran pembunuhan. 

Selama hidup di Lebanon, suatu ketika ia terkena bom Israel yang dikemas dalam buku yang membuat beberapa bagian tubuhnya cacat. Saat masih menjadi juru bicara PFLP, ia sempat dikucilkan karena tidak sejalan dengan suara anggota untuk mengikuti seruan perang dengan Israel. Mulai saat itu, ia berusaha mencari jalan untuk bergabung PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) dibawah pimpinan Yasser Arafat yang kala itu di Tunisia. Dalam organisasi itu, ia sangat gencar membawa nama Palestina ke PBB dan dunia demi sebuah perdamain di Timur Tengah.

Kelebihan Novel

Novel ini dapat menambah wawasan tentang konflik Arab-Israel. Hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya tentang konflik itu akan dapat ditemukan dengan jelas. Dari Novel ini, pembaca dapat belajar bagaimana seseorang mencintai negerinya dengan perjuangan penuh. Meskipun bertema tentang konflik, tetapi novel ini juga menampilkan cerita romansa perjalanan kedua tokoh dalam menemukan kekasihnya.

Tampilan softcover dengan gambar dua orang tentara di samping benderanya dan judul buku yang timbul membuat daya tarik tersendiri bagi pembaca. Pengggunaan font mudah dibaca menambah kenyamaan dalam memahami alur ceritanya. Alur cerita yang digunakan adalah alur maju sehingga mudah dipahami. Daftar isi dan pelatakan halaman yang sesuai dapat memudahkan mencari topik yang dikehendaki.

Kekurangan

Berisi adegan yang memilukan sehingga membuat pembaca merasakan ketragisan di masa lalu. Judul buku sedikit membingungkan pembaca, karena harus mencerna bahkan dapat dikatakan tidak sesuai dengan isi. Masih banyak kesalahan dalam penulisan, pengetikan, dan tanda baca yang tidak sesuai dengan EYD dan gramatikal bahasa Indenesia yang baik dan benar. Terdapat beberapa istilah asing yang sulit dipahami apabila pembaca tidak mencarinya sendiri.

Muhammad Muslim Azizi. Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga


Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksahTerimakasih. 

Posting Komentar

0 Komentar