Belajar Tatap Muka, Langkah Bagus atau Bunuh Diri?



Sudah setahun lebih wabah Covid-19 masuk ke Indonesia, selama itu pula para pelajar harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran online. Rutinitas belajar yang awalnya mengharuskan para pelajar datang ke sekolah, kini berganti menjadi belajar dari rumah melalui smartphone dan laptop dengan modal paket data serta Wi-Fi. 

Baru-baru ini, pemerintah kembali merencanakan untuk membuka sekolah dan perguruan tinggi pada Juni atau Juli 2021. Hal ini akan diupayakan setelah mengalami penundaan pada Januari 2021. Sebagaimana dilansir dari antaranews.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menargetkan sekolah dan perguruan tinggi akan dibuka kembali setelah para tenaga pendidik mendapatkan vaksinasi Covid-19. Sistem yang akan digunakan yaitu rotasi. Artinya, sebagian pelajar berada di sekolah atau perguruan tinggi, sementara yang lainnya menyimak secara online melalui platform Zoom atau Google Meet. Hal tersebut menjadi perbincangan hangat di kalangan pelajar dan para tenaga pendidik.

Pemerintah berencana menggunakan sistem rotasi sebagai uji coba pembelajaran tatap muka. Sistem tersebut dapat berjalan dengan baik, apabila pemerintah menyediakan fasilitas yang memadai untuk menunjang keberhasilan sistem tersebut, serta kerja sama dari masyarakat dalam hal kesadaran mematuhi protokol kesehatan. Adapun syarat yang harus dipenuhi sebelum menerapkan sistem rotasi yaitu mengatur kursi berjarak 1,5 meter, pendidik dan pelajar harus sudah mendapat vaksinasi, menggunakan masker, mencuci tangan dengan air mengalir, dan tidak lupa untuk tetap menjaga jarak. Sistem ini dapat dikatakan efektif jika para pelajar berhasil memahami materi hingga 70%.

Jauh sebelum vaksinasi dilakukan, beberapa sekolah di kota-kota kecil sudah membuka pembelajaran tatap muka. Para pelajar diharuskan membawa surat bertanda tangan orang tua atau wali sebagai bukti yang menyatakan bahwa mereka menyetujui kegiatan pembelajaran tersebut. Adapun beberapa sistem yang diubah, seperti pengurangan jam belajar di sekolah yang awalnya pukul 07.00-15.30 berubah menjadi pukul 07.00-12.00, dan pemberlakuan sistem ganjil genap di sekolah dasar. Sistem ganjil genap merupakan metode pembagian tatap muka yang mengacu pada kelas dan hari. Contohnya, pada hari Senin yang harus mengikuti kelas tatap muka adalah kelas 1 dan 2, Selasa 3 dan 4, dan seterusnya.

Sementara di beberapa perguruan tinggi, kegiatan perkuliahan diizinkan untuk tetap dilaksanakan dengan tatap muka. Hal ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang melakukan praktikum di laboratorium kampus. Pembelajaran tatap muka tetap harus berpedoman pada protokol kesehatan yang dianjurkan tenaga medis dan pemerintah.

Jika mengacu pada kondisi saat ini dan rencana kuliah tatap muka akan terlaksana, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan pertama yaitu melonjaknya angka kenaikan kasus Covid-19 secara signifikan. Sebab, setelah menjalani vaksinasi para pelajar merasa dirinya sudah kebal terhadap virus. Hal ini menjadikan turunnya tingkat kewaspadaan terhadap virus sehingga membuat mereka mengabaikan protokol kesehatan. Kemudian, kemungkinan kedua yaitu perkuliahan dapat berjalan dengan efektif tanpa menimbulkan lonjakan angka kenaikan kasus Covid-19 selama para pelajar tetap waspada terhadap virus tersebut dan selalu mematuhi protokol kesehatan.

Oleh karena, itu perlu adanya turut andil dari semua pihak dalam mematuhi protokol kesehatan serta mendukung keputusan yang akan diambil pemerintah untuk mencegah terjadinya lonjakan angka kasus Covid-19. Dengan adanya penerapan sistem rotasi ini, dapat menjadi keputusan yang tepat dan tidak memunculkan masalah baru. Selain itu, dapat menjadi langkah awal mengembalikan keefektifan sistem pendidikan. Harapannya penerapan sistem rotasi ini mampu menarik antusias pelajar serta menambah semangat dalam belajar. 

Hidayati Harriani. Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga.

Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksahTerimakasih. 

Posting Komentar

0 Komentar