Kasidah Burdah, Senandung Rindu dari Maroko

Kasidah Burdah, Senandung Rindu dari Maroko


Majelis selawat adalah salah satu destinasi keagamaan yang cukup diminati berbagai kalangan khususnya muda-mudi di Indonesia dan menjadikannya sebagai salah satu kegiatan organisasi mereka. Salah satu selawat yang sering dibacakan yaitu Kasidah Burdah atau lebih dikenal dengan Selawat Maulaya. Selawat ini mulai diperkenalkan pada abad ke-13 Masehi oleh Imam al-Bushiri dari Maroko. Imam al-Bushiri lahir di Dalash pada bulan Syawal tahun 608 H atau 1211 M dan tumbuh di sebuah daerah bernama Bushir yang terletak di Mesir. Beliau merupakan seorang penghafal Alquran dan telah belajar dari banyak guru. Imam al-Bushiri memiliki nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Sa’id bin Hammad bin Abdillah bin al-Sanhaji al-Bushiri al-Misri ini merupakan penyair kondang pada masanya. 

Imam al-Bushiri menulis Kasidah Burdah  yang terdiri dari sepuluh tema pokok. Burdah memiliki arti jubah dari kulit atau bulu binatang yang biasa dipakai oleh orang Arab sebagai selimut untuk menghangatkan tubuh. Pada saat itu, Nabi Muhammad ﷺ memberikan jubah (burdah) yang dipakainya kepada Ka’ab bin Zuhair, putra Zuhair bin Abi Sulma seorang penyair besar pada masa Arab pra-Islam. Ka’ab bin Zuhair memiliki syair Banat Su’ad yang berisi pujian dan penghormatan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini menjadi awal mula tradisi memuji Nabi Muhammad ﷺ melalui syair-syair dan terus berkembang hingga saat ini.

Imam al-Bushiri menulis Kasidah Burdah ini pada saat beliau mengalami kelumpuhan atau penyakit angin merah saat berusia 50 tahun. Suatu malam beliau bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ dan diberi jubah mirip dengan yang dipakai oleh Ka’ab bin Zuhair. Beliau langsung melompat dari ranjang tidurnya dan penyakit yang dideritanya seketika sembuh. Dari sejarah penulisan syair ini, terdapat keutamaan Kasidah Burdah yaitu sebagai penyembuh penyakit.


Kasidah Burdah berisikan syair-syair dengan diksi yang sangat indah dan di dalamnya sarat akan kerinduan yang mendalam kepada Nabi Muhammad ﷺ. Pemilihan diksi yang indah tersebut membuat haru bagi siapa saja yang mendengar kasidah ini. Ketika kasidah ini didendangkan, maka seolah merasakan kehadiran Nabi Muhammad ﷺ dalam majelis selawat tersebut.

Berikut beberapa potongan Kasidah Burdah yang menyejukkan hati:

فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَا هَمَتَــا ۞ وَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِـــــمِ

Mengapa kedua matamu tetap meneteskan air mata? Padahal engkau telah berusaha membendungnya. Apa yang terjadi dengan hatimu? Padahal engkau telah berusaha menghiburnya.

أيَحَسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتـــِمٌ ۞ مَا بَيْنَ مُنْسَجِمٍ مِنْهُ وَمضْطَــــرِمِ

Apakah diri yang dirundung nestapa karena cinta mengira bahwa api cinta dapat disembunyikan darinya. Di antara tetesan air mata dan hati yang terbakar membara.

لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمْعاً عَلَي طَـلَلٍ ۞ وَلاَ أرَقْتَ لِذِكْرِ الْبَانِ وَالْعَلـَـــمِ

Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu. Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu.

فَكَيْفَ تُنْكِرُ حُباًّ بَعْدَ مَا شَــهِدَتْ ۞ بِهِ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ وَالسَّـــقَمِ

Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya. Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara.

وَأَثْبَتَ الْوَجْدُ خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَّضَــنىً۞ مِثْلَ الْبَهَارِمِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالْعَنَــــمِ

Duka nestapa telah membentuk dua garisnya isak tangis dan sakit lemah tak berdaya. Bagai mawar kuning dan merah yang melekat pada dua pipi.

نَعَمْ سَرَى طَيْفُ مَنْ أَهْوَى فَأَرّقَنِي ۞ وَالْحُبّ يَعْتَرِضُ اللّذّاتَ بِالَلَــــــمِ

Memang benar bayangan orang yang kucinta selalu hadir membangunkan tidurku untuk terjaga. Dan memang cinta sebagai penghalang bagi si empunya antara dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita.


Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksahTerimakasih. 

Posting Komentar

0 Komentar