Di era digital saat ini, ruang komunikasi tidak lagi terbatas pada tatap muka. Hampir seluruh generasi saat ini tak lepas dari aktivitas di ruang maya, seperti forum diskusi online, grup WhatsApp kelas, media sosial, hingga email resmi kepada dosen.
Komunikasi di ruang digital seringkali
disepelekan. Banyak ditemukan kalimat-kalimat yang menyinggung dan menggunakan
bahasa yang tidak santun, terlebih dalam kolom komentar di media sosial. Hal
itu bisa jadi dikarenakan ruang digital sering membuat batas-batas etika
menjadi kabur. Wajah tidak terlihat, suara pun tidak terdengar sehingga mudah
bagi seseorang untuk tergelincir dalam ketidaksopanan. Penutur tidak dapat
melihat ekspresi dari mitra tutur terhadap kalimat yang dilontarkan. Ruang
komunikasi digital juga memungkinkan penutur tidak mengetahui usia mitra tutur
sehingga bahasa yang digunakan juga tidak disesuaikan.
Dengan kebebasan tersebut haruskah
kesantunan berbahasa tetap diterapkan? Artikel ini akan menjawab pertanyaan
tersebut.
Bahasa Mencerminkan Diri
Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Nurhayati Rahmat, ahli linguistik dari Universitas Negeri Yogyakarta, “Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga refleksi dari sikap dan kesadaran sosial. Etika berbahasa adalah bagian dari literasi budaya yang penting dikuasai oleh generasi muda.”
Prinsip Kesantunan dalam Teori
Semantik-Pragmatik
Dalam kajian pragmatik, Geoffrey Leech
(1983) mengemukakan enam prinsip kesantunan (Politeness Maxims) yang bisa
dijadikan landasan dalam menjaga sopan santun berbahasa, termasuk di ruang
digital:
1. Maxim Kebijaksanaan (Tact Maxim)
Maxim kebijaksanaan berprinsip untuk tidak
memaksakan kehendak, terutama dalam permintaan atau perintah. Contoh: “Maaf,
bolehkah saya bertanya sebentar?” lebih sopan dibanding “Tolong jawab
sekarang.”
2. Maxim Kedermawanan (Generosity Maxim)
Fokus pada kebaikan kepada orang lain,
bukan diri sendiri. Misalnya: “Kalau tidak keberatan, saya sangat menghargai
bantuan Anda.”
3. Maxim Pujian (Approbation Maxim)
Hindari kritik langsung. Berikan pujian
sebelum menyampaikan pendapat berbeda. Contoh: “Idemu menarik, tapi bagaimana
kalau...”
4. Maxim Kerendahan Hati (Modesty Maxim):
Jangan terlalu menonjolkan diri. Contoh:
“Mungkin ide saya masih sederhana, tapi boleh saya sampaikan?”
5. Maxim Kesepakatan (Agreement Maxim):
Cari titik temu dalam diskusi. “Saya setuju
dengan pendapat itu, dan saya ingin menambahkan...”
6. Maxim Simpati (Sympathy Maxim):
Tunjukkan empati terhadap situasi orang
lain. “Saya ikut prihatin atas kejadian itu, semoga lekas membaik.”
Mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut
dalam interaksi digital membuat komunikasi lebih hangat, inklusif, dan tidak
menyinggung pihak lain. Contoh kalimat yang ada di atas memang terkesan kaku
untuk memudahkan pemahaman pada prinsip kesantunan Leech. Pada prakteknya di
dunia digital, kita bisa menggunakan bahasa yang lebih santai namun tetap
santun.
Membangun Budaya Digital yang Beradab
Meski ruang digital lebih memberi kebebasan dalam berbahasa dan komunikasi, namun prinsip kesantunan tetap harus diterapkan. Ruang digital hanyalah sebagai media baru dalam berkomunikasi dengan cakupan lebih luas, namun norma dan moral tetap terikat. Sebab, kata-kata yang tertulis di dunia maya tetap memiliki dampak sosial di dunia nyata.
Kita dapat mengambil dan menerapkan prinsip kesantunan Leech untuk membangun ruang digital yang sehat, cerdas, dan manusiawi. Serta meningkatkan value masyarakat Indonesia yang santun dan beradab.
Zarkasya Umniyah 'Ulya
al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naskah. Terima kasih.
2 Komentar
kajian yg menarik😍
BalasHapusMaa Syaa Allah, terima kasih ilmu dan informasinya :)
BalasHapusSilahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan