Lagipula, Mengapa Aku Dilarang Cemburu?

Lagipula, Mengapa Aku Dilarang Cemburu?


Jalaluddin Muhammad Akbar,

Seutas nama yang menggelegar di dataran Hindustan kala itu

Seni berpedangnya, kepiawaiannya, atau bahkan kebengisannya

Aku berani menjamin bahwa wanita-wanita istana

Boleh jadi ingin mengusap pahanya

Atau boleh jadi ingin meminta berlian langka kepadanya

 

Aku, Ruqaiyya Sulthan,

Semua orang memanggilku Beghum

Kepala permaisuri kerajaan Mughal

Dan akan selalu menjadi kepala permaisuri kerajaan Mughal

 

Hei, aku bukanlah satu di antara ratusan selir raja

Aku bukanlah orang yang dinikahi raja karena urusan politik

Bukan juga akibat belas kasih suamiku sendiri

Aku ini permaisuri utama raja

Aku ini istri pertama raja

Aku ini teman masa kecilnya

 

Tapi mengapa sejarah menganggapku jahat?

Aku akui jika aku adalah pencemburu handal

Akan kuakui juga jika aku tak ingin tergantikan

Ya, ya, ya, boleh jadi sejarah menganggapku iri besar

 

Tapi ingatlah,

Aku adalah Ruqaiyya Sulthan

Kepala permaisuri kerajaan Mughal

Dan akan selalu menjadi kepala permaisuri kerajaan Mughal

 

Lagipula, mengapa sejarah menuliskanku seolah aku penjahat keji?

Apakah kecemburuanku adalah tindak kriminal?

Oh, Allah, aku tak paham itu

 

Aku bukanlah Benazir ataupun Imtiyaz kiriman Abul Mali

Aku ini kepala permaisuri kerajaan Mughal

Dan akan selalu begitu

 

Aku tidak pernah menjadi Ruqaiyya yang jahat dan bengis

Bahkan sekalipun itu terhadap permaisuri kesayangan raja

Aku tahu betul bahwa raja memang gemar mengoleksi selir

Tapi dulu aku tetap menjadi prioritasnya

Hingga pernikahan demi pernikahan raja berlangsung bergiliran

Satu demi satu, Islam ataupun Hindu

 

Aku boleh jadi selalu gagal dalam satu hal

Dua kali aku gagal menghadirkan kepada raja

Seorang ahli waris kerajaan Mughal

Maaf,

Tapi aku rela membantu suamiku sendiri

Dalam mengasuh anak kandungnya

Dari permaisuri kesayangannya selainku

 

Tapi sejarah tetap menuliskanku tak berbeda

Orang yang dengki dan iri hati

Cemburu sesekali, salahkah aku?

Cemburu sesekali, sebuah kejahatankah itu?


Oleh: Saffanah Nurshabrina, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN  Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksahTerimakasih.

Posting Komentar

0 Komentar