Hal menarik yang membedakan program tahunan kali ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah launching majalah Al-Bayaanaat yang disertakan dalam rangkaian acara. Al-Bayaanaat menerbitkan majalah ketiganya yang memiliki tema “Seksisme dalam Budaya Urban Bangsa Arab”. Al-Bayaanaat sukses bermigrasi dari buletin menjadi majalah hingga kini telah terbit majalah edisi ketiga. Pada edisi kali ini Al-Bayaanat mengangkat topik seksisme, salah satu stereotipe negatif yang disandarkan pada salah satu gender saja. Budaya Bangsa Arab masa lampau kerap kali dihubungkan dengan ketidaksetaraan gender dan kekerasan terhadap wanita. Al-Bayaanaat mengangkat topik ini juga untuk menunjukkan perubahan yang terjadi pada Bangsa Arab menghadapi perbedaan gender. Topik ini cukup menarik di tengah gencarnya gerakan feminisme dan penolakan adanya patriarki baik di dunia Barat maupun Timur.
Baca juga: Teater Pentas Tiga Bayangan: Memikat Pete dengan Isu Revolusi Digital (albayaanaat.com)
Prof. Ibnu Burdah juga membacakan puisi ciptaannya pada kuliah kali ini. Beliau menyampaikan pesan cinta negara Indonesia kepada negera Mesir. Dalam puisinya, Prof. Burdah juga menyandingkan keistimewaan yang dimiliki Mesir dengan keistimewaan yang dimiliki Indonesia. Suasana batin yang dimiliki beliau membuat para hadirin larut dalam puisi yang dibacakannya. Prof. Burdah juga memotivasi para mahasiswa yang hadir untuk mendalami bahasa Arab dan tekun menulis sejak dini.
“Jika ingin bisa menulis, jangan ikut seminar kepenulisan, jangan ikut kursus menulis, tapi mulailah menulis,” pesan Prof. Burdah pada sesi tanya jawab.
Ibu Fitria Sari Yuniarti, S.S., M.Hum. menyampaikan peluang dan tantangan studi lanjut mahasiswa BSA. Beliau menyampaikan peluang studi untuk mahasiswa bahasa Arab baik di Barat maupun Timur. Beliau menyampaikan bidang-bidang yang dapat diambil lulusan bahasa Arab, beasiswa, negara yang dapat dituju. Ibu Fitria juga menyampaikan tantangan-tantangan yang harus dihadapi mahasiswa BSA jika ingin mengambil studi lanjut terutama di luar negeri. Berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh mahasiswa di luar negeri seperti culture shock, perbedaan bahasa dan tekanan dalam bidang akademik yang lebih berat daripada di Indonesia. Beliau mengajak mahasiswa untuk starting preparation sejak awal agar dapat melanjutkan studi sesuai passion yang dimiliki.
“Mahasiswa punya konsen masing-masing, ada yang ingin jadi politisi, akademisi, non akademisi dan sebagainya. Maka harus belajar sesuai konsentrasi masing-masing, melakukan starting preparation agar keinginannya tercapai,” imbuhnya saat menyampaikan materi kuliah.
(Nailul Inayati)
Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksah. Terimakasih.
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan