Bahasa merupakan alat penting
yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Tanpa adanya bahasa, manusia akan kesulitan dalam menyampaikan
maksud, keinginan, pemikiran serta perasaannya. Dengan menggunakan bahasa, secara tidak langsung kita juga telah
bersastra. Sastra sangat erat hubungannya dengan bahasa karena pada dasarnya
sastra lahir dari bahasa. Ia menjadi salah satu cara mengungkapkan bahasa
dengan penuh makna dan estetika. Tanpa adanya sastra, bahasa akan terasa kaku
dan juga monoton. Melalui
sastra kita juga dapat mengetahui perkembangan budaya dan bahasa dalam suatu
masyarakat.
Bahasa dan sastra terus
mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan berkembangnya zaman. Di era yang serba digital ini,
bahasa dan sastra juga mengalami transformasi besar-besaran. Lingkup yang awalnya hanya terbatas pada ruang
akademik, buku cetak dan perpustakaan kini merambah di berbagai platform
media sosial. Bahkan, tidak sedikit aplikasi baca-tulis online yang menyediakan
berbagai macam jenis dan bentuk bacaan,
mulai dari koran online, e-book, komik, novel dan Alternate Universe (AU) yang sedang
trending akhir-akhir ini.
Fenomena ini menjadi peluang bagi siapa pun yang ingin menyampaikan pemikiran dan perasaannya melalui karya sastra. Di berbagai platform media sosial, mulai dari Instagram, TikTok, Threads, Twitter, hingga ruang yang lebih sempit seperti story WhatsApp, bermunculan unggahan dengan caption singkat yang tetap mengandung nilai estetika. Algoritma media sosial yang mendorong munculnya konten semacam ini membuat para penghuni dunia maya, yang sebagian besarnya adalah generasi muda, lebih menyukai tulisan yang ringkas dan mudah dicerna.
Baca Juga: Bernostalgia dengan Arstitektur Masjid Sharjah
Di sisi lain, penggunaan slang global dalamBahasa Indonesia seperti: toxic, healing, ghosting,
dan lainnya juga menjadi salah satu bentuk digitalisasi bahasa dan sastra. Bagi
sebagian orang, hal ini
mungkin menjadi ancaman akan lunturnya keotentikan bahasa indonesia, tetapi
pada dasarnya ini adalah bukti bahwa bahasa bersifat dinamis dan fleksibel, ia
adalah organisme yang hidup, bukan patung yang harus dipuja keindahannya tanpa
disentuh. Dengan keadaan ini pula sastra dapat berkembang, bahasa tidak lagi kaku
dan monoton, ia lebih realistis dan terbuka dengan lingkup sosial.
Karya sastra kontemporer yang
mencakup berbagai tema
seperti kesehatan, relasi, feminisme
serta kritik terhadap pemerintahan lebih diminati pada masa kini, karena dianggap sebagai alat terapi sosial dan juga sarana
untuk berpikir kritis terhadap kehidupan dan segala sistem di dalamnya. Namun,
tidak sedikit juga yang mengkritisi
kualitas karya sastra masa kini karena dianggap lebih mengutamakan nilai estetika daripada substansinya. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah dengan adanya
digitalisasi ini bahasa dan sastra
akan mengalami peningkatan kualitas atau justru menghilangkan substansi dari
karya sastra itu sendiri? Dengan demikian, perkembangan bahasa dan sastra
juga perlu diiringi dengan penguatan literasi terhadap masyarakat.
Dalam menyikapi transformasi bahasa dan sastra di era digital ini yang menunjukkan bahwa keduanya bukanlah entitas yang statis, melainkan konstruksi budaya yang akan terus mengalami perkembangan, kita sebagai akademisi pada bidang bahasa dan sastra perlu melakukan kajian akademis terhadap bahasa dan sastra dengan mengadopsi perspektif yang lebih inklusif, interdisipliner, serta responsif terhadap perkembangan zaman dan teknologi yang terjadi. Dengan demikian kajian bahasa dan sastra kontemporer di era digital ini dapat mempertahankan relevansinya.
Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksah. Terimakasih.


0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan