Film Adaptasi Novel di Sinema Timur Tengah



Albayaanaat.com - Sinema Timur Tengah merupakan kumpulan film-film dari Asia Barat dan sebagian Afrika Utara serta merupakan film-film yang diproduksi dari beberapa industri film di Iran, Bahrain, Mesir, Iraq, Israel, Jordania, Kuwait, Lebanon, Palestina, Oman, Qatar, Saudi Arabia, Syria, UAE, dan Yaman.

Pada masa sekarang, negara-negara di Timur Tengah sudah lebih bebas dalam memproduksi dan mempertontonkan film. Tahun 2018, Arab Saudi mulai menghilangkan peraturan ketat terkait pelarangan film. Tentu hal tersebut menjadi perkembangan yang luar biasa, mengingat selama 35 tahun (1983-2018) Arab Saudi melarang pemutaran film.

Film telah menjadi hal yang populer bagi masyarakat di tengah masa pandemi Covid-19. Banyak platform streaming legal seperti Netflix, Iflix, Vidio, GoPlay, HBO yang menyediakan layanan streaming baik gratis maupun berbayar. Hal ini membuktikan bahwa film diputar bukan sebatas di layar lebar saja, tetapi juga di layar ponsel maupun laptop yang menunjukkan bahwa kemajuan teknologi mempermudah akses untuk menonton  film dalam berbagai macam genre.

Menurut LIPI, per Februari 2021 jumlah masyarakat Indonesia yang berlangganan pada plalform berjenis SVOD (Subscription Video on Demand) mengalami kenaikan  sekitar 26,5% menjadi kurang lebih 13 juta orang. Memang ada beberapa orang yang lebih memilih berkutat pada romantisme film, bahwa film harus ditonton di bioskop secara massal. Namun, hal itu tidak menggugurkan fakta terkait penikmat film di dunia, khususnya di Indonesia yang semakin berkembang dan tentu saja beragam.


Berbicara tentang film, kita tahu bahwa ada istilah ekranisasi. Eneste (1991) menyebutkan bahwa ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan sebuah novel ke dalam film. Tentu saja proses pemindahan itu menimbulkan banyak faktor yang memengaruhi novel atau film itu sendiri, misalnya ada penambahan, pengurangan, penyesuaian, dan perubahan yang bervariasi. Produk film ini biasa kita kenal sebagai film adaptasi.

Di Indonesia sendiri, film yang diadaptasi dari novel sudah banyak. Contohnya film  Laskar Pelangi, Surga yang Tak Dirindukan, Habibie & Ainun, Surat Kecil untuk Tuhan, dan lain-lain. Lantas bagaimana dengan sinema Timur Tengah (Middle East)? Berikut daftarnya:

1. Sleepless/La Anam (1957)

Sleepless/La Anam (1957)


Film ini memiliki judul yang sama dengan novel yang ditulis oleh novelis Mesir Ihsan Abdel Quddus. Film yang disutradarai oleh Salah Abu Seif ini mengisahkan tentang seorang perempuan bernama Nadia Lutfi yang kedua orang tuanya telah bercerai dan dia mengalami Electra Complex, yaitu suatu penyakit mental dimana si penderita akan memiliki perasaan berkompetisi dengan ibunya untuk mendapatkan hati ayahnya. Seorang anak perempuan tanpa sadar memiliki ketertarikan berlebih kepada ayahnya. Film ini mendapat penghargaan sebagai film Mesir terbaik ke-29 menurut Komite Perfilman Majelis Tinggi Budaya di Kairo.


2. The Land/El Ard (1969)

The Land/El Ard (1969)


Film besutan sutradara Youssef Chahine ini terpilih sebagai film terbaik keempat di Dubai Film Festival tahun 2013. Diadaptasi dari novel karya Abderrahman Charkawi yang berjudul El Ard, film ini menceritakan tentang sekelompok petani yang berusaha melindungi tanahnya dari kontrol feodal pada tahun 1930-an. Pada waktu itu, film ini dibuat sebagai reaksi dari perang Israel (Six-Day War) pada tahun 1967.

3. The Yacoubian Building/‘Imarat Yaqoubian (2006)

The Yacoubian Building/‘Imarat Yaqoubian (2006)


Film ini diadaptasi dari sebuah karya dari Alaa al-Aswany. Disutradarai oleh Marwan Hamed, film ini bercerita tentang gambaran keadaan sosio-kultur Mesir modern setelah coup d’etat tahun 1952.

Menurut Variety, meskipun film ini berdurasi sepanjang tiga jam lebih, The Yacoubian Building termasuk film yang paling enak untuk ditonton. Di dalamnya membahas dan mendramakan berbagai segmen, mulai dari pendewasaan, korupsi politik, teroris Islam, bahkan topik tabu seperti homoseksual pun dipertontonkan.

4. The Blue Elephant/al-FÄ«l al-Azraq (2014)

The Blue Elephant/al-FÄ«l al-Azraq (2014)


Film psikologi thriller ini disutradarai oleh Marwan Hamed yang diadaptasi dari novel terkenal karya Ahmed Mourad. Film ini bercerita tentang Yehia yang mengisolasi diri selama lima tahun dan akhirnya keluar untuk melanjutkan pekerjaanya di rumah sakit psikis el-Abbaseya. Ia mengurusi permasalahan kesehatan mental perilaku kriminal.


5. Hepta (2016)
Hepta (2016)


Novel tahun 2014 karya Mohamed Sadeq ini diadaptasi menjadi film oleh sutradara Hady El Bagory. Novel tersebut mengeksplorasi Hepta yang dalam bahasa Yunani berarti tujuh tingkatan cinta. Tingkatan-tingkatan itu kemudian dikemas dalam kehidupan empat orang laki-laki yang memiliki kisah uniknya masing-masing. Cerita tersebut lantas diangkat menjadi film berjudul “Hepta: The Last Lecture” yang menjadi salah satu film romantis terbaik di sejarah perfilman Timur Tengah.

Film-film di atas merupakan lima dari banyaknya film adaptasi novel di sinema Timur Tengah. Pada dasarnya, film dan novel adalah dua seni yang berbeda mulai dari proses kreatif sampai distribusinya. Film yang diekranisasi dari novel pasti ada proses pemangkasan dan modifikasi sehingga naskah itu cocok untuk menjadi sebuah film. Begitu juga dalam proses modifikasi, pasti sutradara berusaha menjaga nilai-nilai yang terbangun di dalam novel.

Semoga bermanfaat.

Azka El Faatih. Mahasiswa BSA UIN Sunan Kalijaga.

Sumber:












Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksahTerimakasih. 

Posting Komentar

0 Komentar